Waktu itu bulan Oktober 2019 tepatnya hari jumat tanggal 11, sudah kita rencanakan jauh-jauh hari untuk berkemah di Waduk Sermo. Berbekal sisa daging kurban bulan Agustus lalu 😆, saya dan teman-teman berencana untuk membakarnya disaat camping nanti.
Selang beberapa hari tibalah hari yang ditunggu kita siapkan daging kurban, dibumbui alakadarnya untuk dibuat layaknya sate. Kami berangkat jam 9 malam, sebelumnya mampir dulu ke tempat persewaan alat camping untuk menyewa satu tenda berukuran besar dengan kapasitas 6 orang dan tak lupa pula lampu emergency untuk menerangi gelapnya malam di waduk sermo. Dua barang itu ditebus dengan harga 70ribuan untuk satu malam.
Sunyi dan dinginnya malam di waduk sermo sangat terasa, tapi apalah daya kamera yang saya bawa tidak mumpuni untuk mengabadikan kehangatan suasana acara camping kami. Untuk menambah kehangatan suasana sayapun membeli kayu bakar yang sudah disediakan oleh pengelola seharga 20.000 satu ikat. Sepanjang malam dihabiskan untuk membakar bekal daging yang kami bawa dan tak lupa beberapa cangkir kopi.
Pagi menjelang, teman-teman saya sebut saja om simin dan om sinde😁bergegas menyiapkan joran yang dipasangi umpan jeroan untuk casting di bibir waduk. Namun ternyata ikan di sini mungkin lebih memilih umpan cacing atau pelet ikan beberapa jam casting hasilnya nihil hahaha... Saat matahari mulai muncul, kami berjalan-jalan sembari mengambil air bersih untuk dimasak. Di waduk sermo ini sudah desediakan air bersih dan toilet oleh pengelola.
0 Komentar