Sore Itu di Pinggir Sawah Bersama 6 Tusuk Sate Legendaris dan Pendampingnya


Sepulang kerja sore itu ada yang berbisik ditengah riuhnya kendaraan 'kok ngelih yo bos', di dalam benak saya pun lalu berpikir 'ah, cari makan dimana ini?'. Sepintas saya pun teringat ada sebuah warung sate di pinggir jalan yang kerap dilewati. Akhirnya saya sampai di warung sate yang sederhana, parkiran tidak begitu luas hanyu cukup untuk parkir satu mobil dan beberapa motor saja. Ketika sampai di sini ada beberapa pelanggan yang lebih memilih untuk dibungkus. Saya pun mulai masuk ke dalam dan menemui ibu-ibu warung untuk memesan sate dan teh panas.

Setelah mememesan, saya melihat sebuah lorong teras samping rumah yang sudah disiapkan dengan meja panjang dan beberapa kursi 'wah lumayan iki nggo nyore' batinku. Dari sini saya dapat melihat hamparan sawah yang hanya tinggal beberapa petak saja dan semburat kekuningan cahaya matahari sore dengan udara yang sejuk wusssh... 

Akhirnya sate pun datang wow ternyata ada 3 piring yang disajikan, piring pertama adalah 6 tusuk sate dengan irisan tebal piring kedua adalah nasi dengan porsi yang tidak pelit dan piring ketiga berisi lalapan irisan kobis dan mentimun yang porsinya dapat dilihat sendiri di gambar. Sate di sini tidak terlalu empuk ya gaess tapi lumayan buanyak untuk porsinya. Jadi gitu ceritanya..

Warung sate yang saya datangi ini adalah Sate Ngasem, warung yang sudah ada sejak 1941, dahulu warung ini ada di daerah pasar Ngasem namun sejak tahun 1998 warung ini pindah ke daerah Bugisan hingga sekarang. Selain olahan sate, kamu juga bisa memesan beberapa olahan seperti nasi goreng kambing, gulai kambing, tongseng kambing dan sate goreng.

Lokasi Warung Sate Ngasem

Warung berlokasi di utara miniatur Masjid Raya Baiturrahman atau masjid Aceh letaknya sangat dekat dengan Ring Road Selatan.

Untuk menu yang seperti digambar itu bisa kalian dapatkan dengan harga 39.000 gaess.. dan cukup mengenyangkan untuk porsinya.


Posting Komentar

0 Komentar